willycatghotic.blogspot.com

Wednesday, April 10, 2019

FAKTOR PERTUMBUHAN AKAN NILAI DEMOKRASI



Transisi demokrasi yang telah berlangsung akhir – akhir ini telah menunjukan beberapa perubahan yang cukup berarti dalam praktek kehidupan berbangsa dan bernegara, ditandai misal :
  • Munculnya beberapa partai politik, yang sebelumnya amat ketat
  • Badan legislatif yang pada rezim orde baru tunduk pada kekuasaan Eksekutif sekarang menunjukan kemandiriannya
  • Kritik terhadap pemerintah baik pusat maupun daerah yang semakin kuat

Adapun beberapa sisi negatif yang mengganggu jalannya demokrasi, antara lain :
  • Penyimpangan wewenang yang dilakukan para politisi terutama diranah gedung Legislatif
  • Tindakan korupsi dikalangan pejabat juga semakin menjadi – jadi
  • Munculnya tindakan – tindakan anarkis atas nama demokrasi dengan memaksakan kehendak kepada orang lain
A. Nilai – Nilai Demokrasi

Nilai – nilai demokrasi sesungguhnya merupakan nilai – nilai yang diperlukan untuk mengembangkan pemerintahan demokratis. Berdasarkan nilai atau kondisi inilah sebuah pemerintahan demokratis dapat ditegakkan. Nilai – nilai tersebut antara lain : kebebasan (berpendapat, berkelompok, berpatisipasi), menghormati orang lain, kesetaraan, persaingan dan kepercayaan.
a.       Kebebasan berpendapat sangat dihargai dialam demokrasi, karena kebebasan berpendapat merupakan hak setiap warga negara. Setiap warga negara dijamin hak – haknya  untuk menyuarakan aspirasi dan gagasannya melalui berbagai macam saluran publik seperti media massa, buku karya ilmiah, melalui wakil rakyat di Parlemen. Sehingga Voicing the voiceles (menyuarakan mereka yang tak bersuara) akan bisa membangun kondisi agar setiap warga mampu menyuarakan pendapatnya.
Penindasan terhadap kebebasan berpendapat akan mengakibatkan tindakan represif dan tidak dapat dikontrol sehingga akan sangat mudah menyulut tindakan pelanggaran HAM; cenderung matinya demokrasi. 
b.      Kebebasan berkelompok. Kebutuhan berkelompok merupakan  nilai dasar demokrasi yang diperlukan oleh setiap warga negara. Masyarakat primitif berkelompok dalam mencari makan dan perlindungan. Dalam Era Modern, kebutuhan berkelompok  tumbuh makin kuat., demokrasi membuka banyak alternatif bagi warga negara, sehingga mereka memiliki kebebasan untuk berkelompok termasuk membentuk partai baru maupun memberikan dukungan kepada siapapun sesuai dengan kepercayaan atas dasar kepentingan.
c.       Kepentingan berpatisipasi. Sesungguhnya merupakan gabungan dari kebebasan berpendapat dan berkelompok. Adapun jenis partisipasi  yang pertama di alam demokrasi adalah pemberian suara dalam pemilihan umum baik Pileg maupun Pilpres. Kedua adalah kontak dengan pejabat pemerintah dengan ,melakukan kritik terhadap kinerja dan kebijakan pejabat publik. Ketiga, mencalonkan diri dalam pemilihan pejabat publik.
d.      Kesetaraan antar warga. Perlu dikembangkan dan ditumbuhkan dalam semua sektor pemerintahan. Dibutuhkan usaha keras agar tidak terjadi diskriminasi Etnis, Agama, Bahasa sehingga hubungan antar kelompok dapat berlangsung dengan suasana egaliter dan harmonis. Kesetaraan atau egaliteranisme merupakan nilai fundamental bagi pengembangan demokrasi.
e.      Kesetaraan gender. Merupakan sebuah ketidak niscayaan demokrasi, dimana kedudukan pria dan wanita memilki  hak yang sama didepan hukum dengan kodrat yang sama pula sebagai makhluk sosial.
Soekarno pernah berkata “Kemerdekaan .. bilakah semua Sarinah – Sarinah mendapat kemerdekaan ? tetapi, ya, kemerdekaan yang bagaimana ?  kemerdekaan seperti dikehendaki oleh pergerakan feminisme-kah ? yang menyemaratakan perempuan dalam segala hal dengan Laki – Laki ? (Soekarno, Sarinah, 1963)

B. Faktor – Faktor Pendorong Tumbuhnya Demokrasi

1.  Pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan ekonomi yang baik akan mendorong gerbong demokrasi berjalan kencang, sekalipun demikian pertumbuhan ekonomi bukan satu – satunya penopang demokrasi sebab negara – negara yang ekonominya tumbuh pesat banyak yang tidak menganut sistem demokrasi.
2.  Pluralisme, didalam masyarakat plural setiap warga negara  dapat bergabung  dengan bebagai kelompok yang ada, tanpa adanya halangan usaha – usaha yang ter-sistematik.
3.   Pola hubungan Negara dan masyarakat, demokrasi akan sulit berkembang dalam tradisi negara yang kuat karena kecenderungan adanya tindakan represif terhadap kekuatan oposisi dari masyarakt. Demokrasi karenanya memerlukan sebuah negara yang kuat tetapi masih menghormati Hukum, Partai politik, Legislatif, Media Massa dan Rakyat pada umumnya.

Akhir kata terima kasih^

Willy.catghotic, 11 April 2019.

KUNJUNGI BLOG BARU SAYA, LEBIH BANYAK IDENYA DI => 
 willycatghotic.blogspot.com 

Saturday, October 29, 2011

TIPS MENGHILANGKAN WINDOWS GENUINE (WGA) BIAR KALIAN PADA GAK PUYENG JIKA TERKENA INI HE..HE..HE..MIAW^

TIPS MENGHILANGKAN WINDOWS GENUINE (WGA) BIAR KALIAN PADA GAK PUYENG JIKA TERKENA INI HE..HE..HE..MIAW^

Mengenal windows genuine ato wga pasti membuat pusing para pengguna windows, karena dampak dari windows genunine ini membuat lambat operasi sistem komputer anda dan selalu menampilkan logon saat anda reboot system. Windows genuine ialah windows ilegal yang dibuat Bill Gates oleh karena windows yang dikeluarkan Bill Gates banyak dibajak & dicuri secara gratis oleh pengguna komputer diseluruh dunia...so istilahnya dia balas dendamlah kali ini..ha..ha..ha :D
Tapi teman - teman tak usah khawatir cos q punya cara untuk hadapin windows genuine beserta notifikasinya...silahkan ikutin cara kucing ini ya^
Cara pertama :
1. klik "Start" -> "Run", kemudian ketik "system32". klik "Okay".
2. cari system32 secara manual dengan klik "Start" > "My Computer" > "(C:)"
3. dalam "system32", cari bar "Tools" > "Folder options", klik "View", dan hilangkan centang "Hide extensions for known file types".
4. Setelah semua tidak terhiden so cari file "WgaLogon.dll" dan rubah nama menjadi "WgaLogon.dll.bak".
5. Kemudian kamu buat text pad baru dan rubah namanya menjadi "WgaLogon.dll".
6. Kemudian kamu keluar dan restart

Cara kedua :
1. Klik “Start” > kemudian masuk “Run” kemudian ketik “CMD” dan klik ok (catatan : biarkan dulu dan jgn ditutup)
2. Kemudian anda masuk “start” > lagi dan ketik NOTEPAD.
3. Isi notepade berikut dengan mengetik :
• CD %systemroot%\system32
• rename wgatray.exe wgatray.exe.bak
• rename wgalogon.old wgalogon.old.bak
• rename LegitCheckControl.dll LegitCheckControl.dll.bak
• taskkill /F /T /IM wgatray.exe
• del wgatray.exe.bak
• del wgalogon.old.bak
• del LegitCheckControl.old.bak
4. setelah kamu ketik semua itu di notepade..so kamu copy itu dan paste di operasi system windows yang kamu buka tadi dengan kata kunci CMD ( yang yidak kamu tututup itu tadi looo)
5. klik Okay atau Enter
6. kemudian kamu tutup semua dan restart.

Oke selamat mencoba para makhluk bumi & salam olahraga…ha..ha…ha


KUNJUNGI BLOG BARU SAYA, LEBIH BANYAK IDENYA DI => 
 willycatghotic.blogspot.com 

Saturday, August 20, 2011

TEORI KOMUNIKASI KLASIK ; TEORI INFORMASI


Studi komunikasi dewasa ini telah banyak melahirkan berbagai macam teori yang masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan tersendiri. Ada banyak teori tentang komunikasi. Berdasarkan kurun waktu dan pemahaman atas makna komunikasi, teori komunikasi semakin hari berkembang seiring berkembangnya teknologi informasi yang memakai komunikasi sebagai fokus kajiannya.

Teori komunikasi kontemporer yang merupakan perkembangan dari teori komunikasi klasik melihat fenomena komunikasi tidak fragmatis. Artinya, komunikasi dipandang sebagai sesuatu yang kompleks-tidak sesederhana yang dipahami dalam teori komunikasi klasik.

Pendekatan dalam memahami komunikasi pun tidak hanya mengacu pada teori semata, tetapi juga memperhitungkan mazhab dan model apa yang dipakai. Mazhab yang dipakai antara lain mazhab proses dan semiotika. Namun, dalam paper ini saya tidak membahas teori kontemporer yang dianggap ‘pahlwan revolusioner’, tetapi saya mengajak anda untuk mengkaji lebih detail tentang salah satu teori komunikasi klasik yang dicetuskan oleh Shannon dan Weaver, yaitu teori matematis atau teori informasi yang berkembang setelah perang dunia II . Teori yang termasuk ke dalam tradisi sibernetik ini mengkaji bagaimana mengirim sejumlah informasi yang maksimum melalui saluran yang ada. Tentunya teori ini memiliki kelebihan dan kelemahan jika dibandingkan dengan teori-teori lainnya. Apakah teori ini masih relevan atau justru sudah tidak dapat disentuh sama sekali. Namun, kita tidak bisa menafikkan kontribusi Shannon dan Weaver dalam memberikan inspirasi ahli-ahli komunikasi berikutnya yang terus mengembangkan teorinya seperti Gerbner, Newcomb, Westley dan MacLean, dan lain-lain.

TEORI INFORMASI DAN MATEMATIS

1. Konteks Sejarah

Salah satu teori komunikasi klasik yang sangat mempengaruhi teori-teori komunikasi selanjutnya adalah teori informasi atau teori matematis. Teori ini merupakan bentuk penjabaran dari karya Claude Shannon dan Warren Weaver (1949, Weaver. 1949 b), Mathematical Theory of Communication.

Teori ini melihat komunikasi sebagai fenomena mekanistis, matematis, dan informatif: komunikasi sebagai transmisi pesan dan bagaimana transmitter menggunakan saluran dan media komunikasi. Ini merupakan salah satu contoh gamblang dari mazhab proses yang mana melihat kode sebagai sarana untuk mengonstruksi pesan dan menerjemahkannya (encoding dan decoding). Titik perhatiannya terletak pada akurasi dan efisiensi proses. Proses yang dimaksud adalah komunikasi seorang pribadi yang bagaimana ia mempengaruhi tingkah laku atau state of mind pribadi yang lain. Jika efek yang ditimbulkan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, maka mazhab ini cenderung berbicara tentang kegagalan komunikasi. Ia melihat ke tahap-tahap dalam komunikasi tersebut untuk mengetahui di mana letak kegagalannya. Selain itu, mazhab proses juga cenderung mempergunakan ilmu-ilmu sosial, terutama psikologi dan sosiologi, dan cenderung memusatkan dirinya pada tindakan komunikasi.

Karya Shannon dan Weaver ini kemudian banyak berkembang setelah Perang Dunia II di Bell Telephone Laboratories di Amerika Serikat mengingat Shannon sendiri adalah insiyiur di sana yang berkepentingan atas penyampaian pesan yang cermat melalui telepon. Kemudian Weaver mengembangkan konsep Shannon ini untuk diterapkan pada semua bentuk komunikasi. Titik kajian utamanya adalah bagaimana menentukan cara di mana saluran (channel) komunikasi digunakan secara sangat efisien. Menurut mereka, saluran utama dalam komunikasi yang dimaksud adalah kabel telepon dan gelombang radio.

Latar belakang keahlian teknik dan matematik Shannon dan Weaver ini tampak dalam penekanan mereka. Misalnya, dalam suatu sistem telepon, faktor yang terpenting dalam keberhasilan komunikasi adalah bukan pada pesan atau makna yang disampaikan-seperti pada mazhab semiotika, tetapi lebih pada berapa jumlah sinyal yang diterima dam proses transmisi.

Penjelasan Teori Informasi Secara Epistemologi, Ontologi, dan Aksiologi
Teori informasi ini menitikberatkan titik perhatiannya pada sejumlah sinyal yang lewat melalui saluran atau media dalam proses komunikasi. Ini sangat berguna pada pengaplikasian sistem elektrik dewasa ini yang mendesain transmitter, receiver, dan code untuk memudahkan efisiensi informasi.

Sinyal Sinyal yang diterima
(Model Komunikasi Shannon dan Weaver)


Jika dianalogikan dengan pesawat telepon, salurannya adalah kabel, sinyalnya adalah arus listrik di dalamnya, dan transmitter dan penerimanya adalah pesawat telepon. Dalam percakapan, mulut adalah transmitternya, sedangkan gelombang suara yang ke luar melalui saluran udara adalah sinyalnya, dan telinga adalah penerimanya.
Shannon dan Weaver membuat model komunikasi yang dilihat sebagai proses linear yang sangat sederhana. Karakteristik kesederhanaanya ini menonjol dengan jelas. Mereka menyoroti masalah-masalah komunikasi (penyampaian pesan) berdasarkan tingkat kecermatannya.

Sebagaimana yang dipakai dalam teori komunikasi informasi atau matematis, konsep tidak mengacu pada makna, akan tetapi hanya memfokuskan titik perhatiannya pada banyaknya stimulus atau sinyal.

Konsep dasar dalam teori ini adalah entropi dan redundansi-konsep yang dipinjam dari thermodynamics. Kedua konsep ini saling mempengaruhi dan bersifat sebab akibat (kausatif). Di mana entropi akan sangat berpengaruh terhadap redundansi yang timbul dalam proses komunikasi.

Entropi

Entropi adalah konsep keacakan, di mana terdapat suatu keadaan yang tidak dapat dipastikan kemungkinannya. Entropi timbul jika prediktabilitas/kemungkinan rendah (low predictable) dan informasi yang ada tinggi (high information). Sebagai contoh ada pada penderita penyakit Aids. Pengidap Aids atau yang lebih sering disebut OHIDA tidak dapat dipastikan usianya atau kapan ia akan dijemput maut. Ada yang sampai delapan tahun, sepuluh tahun, bahkan sampai dua puluh tahun, masih bisa menjalani hidup sebagaimana orang yang sehat. Hal ini dikarenakan ajal atau kematian adalah sebuah sistem organisasi yang kemungkinannya sangat tidak dapat dipastikan.

Dengan kata lain, semakin besar entropi, semakin kecil kemungkinan-kemungkinannya (prediktabilitas). Informasi adalah sebuah ukuran ketidakpastian, atau entropi, dalam sebuah situasi. Semakin besar ketidakpastian, semakin besar informasi yang tersedia dalam proses komunikasi. Ketika sebuah situasi atau keadaan secara lengkap dapat dipastikan kemungkinannya atau dapat diprediksikan-highly predictable, maka informasi tidak ada sama sekali. Kondisi inilah yang disebut dengan negentropy.

Redundansi

Konsep kedua yang merupakan kebalikan dari entropi adalah redundansi. Redudansi adalah sesuatu yang bisa diramalkan atau diprediksikan (predictable). Karena prediktabilitasnya tinggi (high predictable), maka informasi pun rendah (low information). Fungsi dari redundan dalam komunikasi menurut Shannon dan Weaver ada dua, yaitu yang berkaitan dengan masalah teknis dan yang berkaitan dengan perluasan konsep redundan itu sendiri ke dalam dimensi sosial.

Fungsi redundansi apabila dikaitkan dengan masalah teknis, ia dapat membantu untuk mengatasi masalah komunikasi praktis. Masalah ini berhubungan dengan akurasi dan kesalahan, dengan saluran dan gangguan, dengan sifat pesan, atau dengan khalayak. Kekurangan-kekurangan dari saluran (channel) yang mengalami gangguan (noisy channel) juga dapat diatasi oleh bantuan redundansi. Misalnya ketika kita berkomunikasi melalui pesawat telepon dan mengalami gangguan, mungkin sinyal yang lemah, maka kita akan mengeja huruf dengan ejaan yang telah banyak diketahui umum, seperti charlie untuk C, alpa untuk huruf A, dan seterusnya. Contoh lain, apabila kita ingin mengiklankan produk kita kepada masyarakat konsumen baik melalui media cetak (koran, majalah, atau tabloid) ataupun elektronik (radio dan televisi), maka redundansi berperan pada penciptaan pesan (iklan) yang dapat menarik perhatian, sangat simpel, sederhana, berulang-ulang dan mudah untuk diprediksikan (predictable).

Selain masalah gangguan, redundansi juga membantu mengatasi masalah dalam pentransmisian pesan entropik dalam proses komunikasi. Pesan yang tidak diinginkan atau tidak diharapkan, lebih baik disampaikan lebih dari satu kali, dengan berbagai cara yang sekreatif mungkin. Fungsi kreatif redundansi ini juga bila dikaitkan dengan khalayak, akan sangat membantu sekali pada masalah jumlah dan gangguan pesan di dalamnya. Jika pesan yang ingin disampaikan tertuju pada khalayak yang besar dan heterogen, maka pesan tersebut harus memiliki tingkat redundansi yang tinggi, sehingga pesan yang disampaikan akan berhasil dan mudah dicerna. Sebaliknya, jika khalayak berada pada jumlah yang kecil, spesialis, dan homogen, maka pesan yang akan disampaikan akan lebih entropik. Contoh dari fungsi redundansi di atas misalnya pada pemaknaan seni populer (popular art) yang lebih redundan dari pada seni bercita rasa tinggi (highbrow art). Hal ini dikarenakan seni populer lebih mudah untuk dicerna dan dipahami oleh banyak khalayak dari pada seni bercita rasa tinggi di mana khalayak yang mengerti hanya beberapa golongan elit saja.Selain masalah di atas, konsep redundansi juga bisa diperluas hubungannya dengan konvensi dan hubungan realitas sosial masyarakat.

Redundansi dan Konvensi

Konvensi adalah menyusun suatu pesan dengan pola-pola yang sama. Pengertian sederhananya dapat dipahami sebagai bentuk baku yang telah umum diterima sebagai pedoman. Sebagai contoh, dalam karya sastra lama ada yang disebut dengan pantun. Pantun merupakan salah satu bentuk karya sastra lama (klasik) yang memiliki karakteristik tersendiri. Cirinya antara lain berpola AB AB, artinya bunyi huruf terakhir dari dua baris terakhir pasti sama dengan bunyi dua huruf terakhir dua baris pertama.

Contoh:
Jalan-jalan ke sawah Lunto
Keliling jalan Batu Sangkar
Tegaklah tikus berpidato
Kucing mendengar habis bertengkar

Pada contoh pantun di atas, kita setidaknya dapat meramalkan bahwa baris ketiga dan keempat pasti memiliki bunyi yang sama dengan baris pertama dan kedua, walaupun kita belum mengetahui isi dan maknanya. Hal ini dikarenakan pantun menekankan pengulangan dan pola-pola yang bisa diramalkan. Sehingga ini bisa meningkatkan redundansi dan menurunkan entropi.

Ketika berbicara masalah entropi dan redundansi pada masalah karya seni , kita mengetahui bahwa karya seni bukan merupakan hal yang statis dan kaku. Ia akan terus berubah dan bersifat dinamis seiring perkembangan nilai dan corak hidup masyarakat. Karya seni ada kalanya akan bersifat ‘nakal’ atau ‘nyeleneh’ dan melanggar konvensi-konvensi yang ada, sehingga menjadi entropik bagi khalayak yang ada di dekatnya. Namun, ia juga akan berusaha mengikis imej itu secara perlahan dengan membangun sendiri konvensi-konvensi baru yang awalnya hanya ada pada khalayak yang jumlahnya terbatas. Maka dengan sendirinya karya seni tadi akan diterima dan dipelajari secara luas, sehingga dapat meningkatkan redundansinya. Sebagai contoh, seni lukis tubuh (body paint) yang dahulu dianggap tabu sekarang dianggap sebagai hal yang biasa dan mempunyai nilai seni.

Teori informasi yang dikemukakan Shannon dan Weaver ini banyak menuai kritik . Salah satunya adalah ia tidak mnjelaskan konsep umpan balik (feedback) dalam model teorinya. Padahal dalam konsep analogi pesawat telepon yang ia kemukakan, konsep umpan balik sangat berperan penting dalam menentukan keberhasilan komunikasi. Hal ini dikarenakan teori yang ia kaji hanya melihat komunikasi sebagai fenomena linear satu arah.

Teori informasi (matematis) yang ia kaji hanya melihat komunikasi dari faktor komunikator yang dominan. Padahal penerima sebagai komunikan pun adalah bagian dari proses komunikasi yang akan terlibat jika konsep umpan balik ia masukkan. Selain itu umpan balik juga justru bisa memberitahukan kegagalan dalam komunikasi. Sebagai contoh, ketika seseorang menelpon dan yang ditelepon tidak melakukan reaksi apapun, atau mungkin sinyal di udara lemah, maka reaksi diam penerima sebenarnya adalah umpan balik bagi sumber atau penelpon. Selain konsep umpan balik yang tidak diusung dalam teori informasi, sebenarnya, Shannon dan weaver juga tidak mengkaji detil tentang peranan medium (media) dalam teorinya. Ia hanya terfokus pada fungsi saluran atau transmitter. Padahal konsep medium tidak dapat dipisahkan dari konsep transmisi yang ia usung sebelumnya. Secara garis besar, jika dibandingkan dengan teori kontemporer, misalnya, interaksionisme simbolik, model teori Shannon dan Weaver ini terlalu sederhana. Padahal komunikasi terdiri dari banyak aspek seperti yang dikatakan Schramm sebagai area studi Multidisipliner. Ia akan selalu berkaitan dengan ilmu sosial, psikologi, kejiwaan, teknologi, bahkan perang.

Daftar Pustaka
Effendy, Onong Uchjana. (2003). Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Effendy, Onong Uchjana. (1992). Spektrum Komunikasi. Bandung: Penerbit Mandar Maju
Fiske, John. (1999). Introduction To Communication Studies. 2nd Edition. London: Guernsey Press Co Ltd
Griffin, EM. (2003). A First Look at Communication Theory, 5th Edition. USA: McGraw-Hill
Littlejohn, Stephen W. (2002). Theories of Human Communication. USA: Wadsworth Group
Miller, Katherine. (2002). Communication Theories: Perspectives, Processes, and Contexts. USA: McGraw Hill
Mulyana, Deddy. (2003). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Susanto, Astrid. S. (1977). Komunikasi Kontemporer. Jakarta: Penerbit Binacipta

KUNJUNGI BLOG BARU SAYA, LEBIH BANYAK IDENYA DI => 
 willycatghotic.blogspot.com 

Sunday, August 14, 2011

KONTRUKSI KALIMAT




Untuk mengkontruksi 5 W + 1 H itu ada tiga bagian penting dari sebuah berita, yakni :

1. Lead atau kepala berita

Lead adalah kalimat yang menjadi bagian yang terpenting darr sebuah berita yang diletakkan dialenia pertama sebuah berita. Dalam penulisannya dalam berita, lead selalu mengedepankan atau cenderung menggunakan kata WHO untuk mempermudah masuk ke unsur lain. Secara culture di negara kita Indonesia, penokohan selalu ditempatkan dibagian awal.

Fungsi lead :

a. Sebagai penarik perhatian

Kesan pertama begitu menggoda, memang penampilan atau alenia awal dibutuhkan untuk menarik minat pembaca dalam sebuah berita. Untuk itu lead dibuat semenarik mungkin untuk merangsang keingintauhan pembaca akan peristiwa yang dihadirkan dalam berita yang disajikan. Untuk merealisaikan agar lead terlihat menarik dan berbobot dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan penonjolan – penonjolan bagian yang terpenting yang melibatkan aspek humanity dari peristiwa yang akan dituangkan. Sedangkan yang kedua adalah dengan penggunaan diksi atau gaya bahasa yang dimaksudkan agar peristiwa atau bagian yang ditonjolkan tersebut seakan - akan hidup guna memberikan rangsangan secara psikis atau dapat mengaduk – aduk emosi dari si pembaca.

b. Sebagai identitas berita

Lead merupakan bagian penting dari sebuah berita, harus mencerminkan isi berita secara keseluruhan atau sinkronisasi terhadap keseluruhan bagian isi berita harus benar – benar dijaga.

Penulisan lead :

a. Berisi kalimat langsung yang mudah dimengerti bahasa
b. Mencakup unsur 5 W + 1 H
c. Ditempatkan di alenia pertama
d. Maksimal tiga kalimat yang tidak bertele – tele
e. Merupakan bagian yang terpenting dari berita

2. Isi berita

Membuat lead seperti ibarat membuka pintu, bila pintu sudah terbuka maka bagian yang lain akan mudah dijalani. Setelah membuat lead, langkah selanjutnya adalah membuat isi berita. Bila lead merupakan rangkuman dari 5 W + 1 H oleh karena mencakup isi keseluruhan sebuah berita, maka berita juga sama, hanya saja ada bagian – bagian yang dikembangkan dan ada juga bagian yang dijadikan pelengkap saja.
Dalam penulisan isi berita tidak akan terlepas dari unsure 5 W + 1 H yaitu ‘What menerangkan tentang apa yang terjadi, ‘When menerangkan keterangan waktu, ‘Where merangkan tempat kejadian / perkara, ‘Who menerangkan siapa atau tokoh yang di kupas. Sedangkan ‘How menerangkan bagaimana situasi, kondisi, atau perkembangannya. Kesemuanya itu dimaksudkan untuk memberikan gambaran lebih jelas dari sebuah peristiwa yang diangkat, oleh karenanya data – data akurat dan obyektif dilapangan sangat dibutuhkan untuk merangkai peristiwa secara lengkap seuai unsure 5 W +1 H tersebut. Sedang aksi ini disebut dengan check and balance, dalam usaha pemenuhan referensi dengan menggali informasi sebanyak – banyaknya dilapangan. Selain penggalian informasi, didalam isi berita juga harus ada kutipan yang berasal dari fakta yang dimaksudkan sebagai penguatan kebenaran dari data yang dirumuskan menjadi kesatuan cerita dalam isi, sedang pernyataan sumber berita ditulis secara secara langsung.



KUNJUNGI BLOG BARU SAYA, LEBIH BANYAK IDENYA DI => 
 willycatghotic.blogspot.com 

Saturday, August 13, 2011

TENTANG BERITA

TENTANG BERITA




SIFAT BERITA

1. Berita terjadwal, yakni berita – berita yang sudah dijadwalkan pada waktu tertentu. Contoh : pertandingan sepakbola yg diliput dan diagendakan menjadi sebuah berita
2. Berita insidentil, yakni berita – berita yang terjadi secara tiba- tiba dan tidak terduga sama sekali, contoh : berita bencana alam atau kecelakaan yang tidak dapat diprediksi

NILAI BERITA

Nilai berita adalah seperangkat kriteria untuk menilai apakah sebuah kejadian cukup penting untuk diliput. sedang faktor yang membuat sebuah kejadian memiliki nilai berita ada 7 yaitu :
1. Kedekatan (proximity).
a. dekat secara fisik
b. kedekatan secara emosional. Orang cenderung tertarik bila membaca berita yang peristiwa atau kejadiannya dekat dengan wilayahnya dan juga perasaan emosional berdasarkan ikatan tertentu.

2. Ketenaran (prominence).
Orang terkenal memang sering menjadi berita. Seperti kata ungkapan Barat, Name makes news. Bintang film, sinetron, penyanyi, politisi ternama seringkali muncul di koran dan juga televisi.

3. Aktualitas (timeliness).
Berita, khususnya straight news, haruslah berupa laporan kejadian yang baru-baru ini terjadi atau peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di masa depan.

4. Dampak (impact).
Sebuah kejadian yang memiliki dampak pada masyarakat luas memiliki nilai berita yang tinggi. Semakin besar dampak tersebut bagi masyarakat, semakin tinggi pula nilai beritanya.

5. Keluarbiasaan (magnitude).
Sebenarnya hampir sama dengan dampak, namun magnitude di sini menyangkut sejumlah orang besar, prestasi besar, kehancuran yang besar, kemenangan besar, dan segala sesuatu yang besar.

6. Konflik (conflict).
Berita tentang adanya bentrokan, baik secara fisik maupun nonfisik, selalu menarik. Misalnya bentrokan antar manusia, manusia dengan binatang, antar kelompok, bangsa, etnik, agama, kepercayaan, perang dsb.

7. Keanehan (oddity).
Sesuatu yang tidak lazim (unusual) mengundang perhatian orang di sekitarnya. Orang yang berdandan esktrentrik, orang yang bergaya hidup tidak umum, memiliki ukuran fisik yang beda dengan yang lain pada umumnya, dsb cenderung jadi berita yang bernilai tinggi.

Prinsipnya Dalam Pemberitaan. Yakni:
1. Laporan
2. Kejadian/peristiwa/pendapat yang menarik dan penting
3. Disajikan secepat mungkin (terikat oleh waktu)


JENIS BERITA MENURUT PENYAJIANNYA

1. Straight News (sering juga disebut hard news), yakni berita tentang peristiwa penting yang harus segera disampaikan kepada pembaca dan ditempatkan dihalaman utama. Straight news harus ringkas, singkat dalam pelaporannya, namun tetap tidak mengabaikan kelengkapan data dan obyektivitas.

2. Soft News (sering disebut juga berita ringan), yakni berita yang menampilkan sesuatu yang menarik, penting, dan informative. Penulisannya tidak terlalu panjang, mungkin tidak lebih dari tiga alenia. Soft news bisa merupakan bagian dari peristiwa penting yang diberitakan melalui staright news atau berita yang berdiri sendiri.

3. Feature (berita kisah), tulisan mengenai kejadian yang dapat menggugah perasaan dan menambah pengetauhan pembaca melalui penjelasan secara secara rinci, lengkap, mendalam dan tidak terpengaruh waktu.


MENULIS BERITA

Berita harus memenuhi kaidah 5W+H (What, Who, Where, When, Why plus How), yakni menuliskan hasil laporan atau pengamatan terhadap peristiwa atau pendapat yang menarik itu. Intinya, adalah menuliskan berita itu ke dalam artikel yang menarik.

1. Informasi. Informasi adalah batu-bata penyusun berita yang yang efektif.

2. Siginifikansi. Maksudnya, berita harus memiliki informasi penting; yakni memberi dampak pada pembaca. Misalnya, penulisnya mengingatkan pembaca kepada sesuatu yang mengancam kehidupan mereka.

3. Fokus.

4. Konteks. Tulisan yang efektif mampu meletakkan informasi pada perspektif yang tepat sehingga pembaca tahu dari mana kisah berawal dan ke mana mengalir, serta seberapa jauh dampaknya.

5. Wajah. Jurnalisme itu menyajikan gagasan dan peristiwa; tren sosial, penemuan ilmiah, opini hukum, perkembangan ekonomi, krisis internasional, tragedi kemanusiaan, dinamika agama. Tulisan yang disajikan itu berupaya mengenalkan pembaca kepada orang-orang yang menciptakan gagasan dan menggerakkan peristiwa. Atau menghadirkan orang-orang yang terpengaruh oleh gagasan dan peristiwa itu.

6. Lokasi/Tempat. Sobat muda, pembaca menyukai banget “sense of place”.

7. Suara. Tulisan akan mudah diingat jika mampu menciptakan ilusi bahwa seorang penulis tengah bertutur kepada seorang pembacanya.

8. Anekdot dan Kutipan. Anekdot adalah sebuah kepingan kisah singkat antara satu hingga lima alinea—“cerita dalam cerita”. Anekdot umumnya menggunakan seluruh teknik dasar penulisan fiksi; narasi, karakterisasi, dialog, suasana. Semua itu dibuat dengan tujuan untuk mengajak pembaca melihat cerita dalam detil visual yang kuat.


KUNJUNGI BLOG BARU SAYA, LEBIH BANYAK IDENYA DI => 
 willycatghotic.blogspot.com 

Thursday, August 11, 2011

KOMPONEN KOMUNIKASI PERSONAL


KOMPONEN KOMUNIKASI PERSONAL


 Komunikator
Ruang lingkup
Konsep Diri: “Gambaran/ penilaian tentang diri seseorang/diri sendiri”, “Pandangan dan perasaan seseorang dirinya sendiri bersifat psikologis, sosial, dan fisik”, “Penilaian tentang apa yang dipikirkandan apa yang dipikirkn dirinya”.
Komponen Konsep Diri: Kognitif (berhub dgn citra diri), Afektif (berhub hargadiri), Kognitif (berhub sikap).
Faktor Pengaruhi Konsep Diri: Orang lain dan kelompok rujukan (reference group)
Pengaruh Konsep Diri pada KOMPERSONAL:
 Nubuat (Cenderung bertingkah laku sesuai dengan konsep diri) yang dipenuhi diri sendiri.
 Membuka Diri
 Peranan Diri
 Selektivitas
Ciri Konsep Diri :
 Negative : Sensi pada kritik, Responsive pada ujian, Sikap hiperkritis, Merasa tak disukai orang lain, Sikap pesimis.
 Positif : Yakin mampu atasi masalah, Merasa setara dengan yang lain, Terima pujian tanpa malu, Sadar akan perbedaan, Mampu menerima kritik dan perbaiki diri.
Kredibilitas mns (aristoteles) : Etnos (karakter kepribadian seseorang/ konsisten), Patos (pengendalian emosi pendengar), Logos (kemampuan berikan argumentasi/penjelasan).
Bentuk kredibilitas :
Initial Credibility (kepercayaan ada sebelum komunikasi), Derived Credibility (kepercayaan ada saat kom berlangsung), Terminal Credibility (kepercayaan ada setelah berakhir kom).
 Pesan
Definisi : Tanda,lambang yang secara verbal atau non verbal yang mempunyai makna tertentu.
 Media
Definisi : Semua sarana / alat penyampai pesan
 Komunikan
Definisi: Orang yang menerima pesan
 Efek
Definisi : Lahir / akibat dari komunikasi
Macam Efek : Kognitif (pengetauhan), Afektif (perasaan), Konatif (tindakan / perilaku).
 Noise
Definisi : Hal2 yang hambat komunikasi
Macam Noise : Psikis (hub dgn kejiwaan pelaku kom), Fisik (hub kondisi fisik penerima/penyampai pesan), Semiotic (hub dgn makna yang terkandung dlm pesan).
 Feed back
Definisi : Umpan balik setelah menerima pesan dari komunikator ke komunikan dan seterusnya.
Macam Feed back : Zero Feedback (tak respon karena sudah paham), Netral Feedback (respon yang sesuai dengan apa yang di komunikasikan), Positif Feedback (respon yang diharapkan dari komunikator), Negative Feedback (respon yang tidak diharapkan oleh komunikator).
 Konteks
Definisi : Saling ketergantungan

2. Prinsip 2 Komunikasi :
Kom sbg paket isyarat, Mencakup isi dan hubungan, Bersifat difunctuasi (terus menerus), Transaksional (saling tergantung), Tak terhindarkan, Tak irresponsible (tak bisa diulang), Libatkan transaksi komplementer, Proses penyesuaian.



3. Model
Definisi :
“Penyederhanaan teori yang disajikan dalam bentuk gambar/visual”
“Gambaran sistematis/abstrak tentang potensi2 tertentu yang berkaitan berbagai aspek dari sebuah proses”
“Analogi yang abstrasikan bagian dari keseluruhan unsur, sifat, komponen penting dari fenomena yang dijadikan model.(B. Aubrey Fisher)”.
“Representasi fenomena komunikasi dgn tonjolkan unsur2 terpenting guna memahami proskom”.
“Diskripsi ideal mengenai kebutuhan komunikasi”.
Fungsi dan Manfaat Model :
 Deutsch: Mengorganisasikan, Tunjukan fakta dan metode baru yang tak diketauhi, Memprediksi fenomena.
 Gordon Wireman dan Larry Barker :Melukiskan proskom, Tunjukan hub visual, Membantu/memperbaiki kemacetan komunikasi.
 Irwin D.J Baros : Menjadikan kerangka rujukan untuk memikirkan tindakan, Sbg alat tuk membuka temukan problem abstrak.
Klasifikasi Model:
 Model Operasional : Menggambarkan proses, dgn melakukan pengukuran dari proyeksi operasional baik
 Model fungsional : Berusaha menspesifikasi hub2 tertentu diantara berbagai unsur dari satu proses serta menganalisa sikap yang menjadi hub2 baru.
Macam Model :
 Model Linier : Kom 1 arah
 Model Sirkural (Newcomb) : Komunikasi libatkan 2 orang yang memiliki sikap disukai atau tidak suatu obyek tertentu. (kom 2 arah).
 Model Spiral (Dance) :Proses komunikasi berkontinyu yaitu bergerak maju dari apa yang dikomunikasikan sekarang dipengaruhi komunikasi sebelumnya dan mempengaruhi selanjutnya.
4. Perbaikan KOMPERSONAL dan Manajemen Konflik
 Humanistik :
Definisi : Penekanan pada aspek psikologi
Ciri : Adanya keterbukaan (komunikator yakin diri sendiri, jujur, dan terbuka), Empati (tahu diri/sadar serta memahami orang lain dan tidak menjauhkan diri terhadap kritik), Sikap mendukung( Diskriptif “jelaskan pesan”, Spontanitas “respon langsung/obyektif”, Propesionis “ berpikiran terbuka dan juga menerima keterbukaan”), Sikap positif, Keseteraan (semua sama tidak ada senior junior).
 Pragmatis : Komperson efektif jika didalamnya ada credibility dan manajemen interaksi.
 Pergaulan sosial : Komperson efektif bila semua pihak rasakan manfaatnya.

5.Hubungan KOMPERSON
Tahapannya (5 K): Kontak (denganpanca indera tuk pengamatan), Keterlibatan (cocokan ke 2 individu), Keakraban (menjalin hub), Perusakan (disebabkan pihak ke 3), Pemutusan (ketidak cocokan 2 individu/jalan keluar).
Proses : Pembentukan hubungan (kontak dan keterlibatan), Peneguhan (keakraban, perusakan), Pemutusan hubungan.


KUNJUNGI BLOG BARU SAYA, LEBIH BANYAK IDENYA DI => 
 willycatghotic.blogspot.com 

TEORI PERS SOVIET KOMUNIS



TEORI PERS SOVIET KOMUNIS

I. Latar Belakang
Sistem komunis (juga sering disebut sistem pers “totaliter Soviet atau Soviet Totalitarian” atau “pers Komunis Soviet/Soviet Communist”) berkembang karena munculnya Negara Uni Soviet yang berpaham komunis pada awal abad ke-20. sistem ini dipengaruhi oleh pemikiran Karl Marx tentang perubahan sosial yang diawali oleh dialektika Hegel. Pers dalam sistem ini merupakan alat pemerintah atau partai dan menjadi bagian integral dari Negara. Pers menjadi alat atau organ partai yang berkuasa (Partai Komunis Uni Soviet/PKUS). dengan demikian, segala sesuatu ditentukan oleh Negara (partai). Kritik diizinkan sejauh tidak bertentangan dengan ideologi partai. Media massa melakukan yang terbaik untuk partai yang ditentukan oleh pemimpin PKUS, (Nurudin, 2006:60).
Karl Marx menemukan jawaban terutama dalam konsep Hegel tentang dialektika dimana dua kekuasaan yang bertentangan (tesis dan antitesis) menyelesaikan perbedaan mereka dalam sebuah sintesis. Sintesis ini pada gilirannya akan menjadi tesis yang ditentang oleh sebuah antitesis baru, dan dari sini akan tumbuh sintesis baru dan begitulah seterusnya, (Wilbur Shcramm, 1986:124).
Pemikiran soviet jauh berbeda dari konsep pers sebagai lembaga keempat yang mengawasi dan melaporkan serta mengkritik tiga lembaga lainnya. Sejak dimulainya revolusi kaum proletar, komunikasi massa dianggap sebagai alat. Lenin-lah yang menyatakan bahwa surat kabar harus menjadi sebuah “propagandis kolektif, agiator kolektif, organisator kolektif”. Dengan demikian media adalah alat yang dikontrol Negara (yang mewakili rakyat) melalui control terhadap kemudahan material komunikasi. Media swasta sudah lenyap sejak awal-awal sejarah Soviet. Media harus digunakan sebagai alat untuk menyampaikan peasn seperti yang telah dipresentasikan di Kremlin. Media harus digunakan sebagai alat perubahan social dan control social, dalam sebuah kerangka referensi yang erat-bersatu, dan dibuat dengan teliti. Pada akirnya media harus menjadi alat untuk tujuan-tujuan yang serius. Dengan kata lain, media Sovietr telah tumbuh untuk mencerminkan ideologi resmi Soviet, Negara Soviet dan “kepribadian ideal” Soviet sendiri, (Wilbur Schramm, 1986 : 134).

II. Isi
Pers sebagai lembaga, intensitasnya berdiri sendiri. ia hidup ditengah-tengah masyarakat, tetapi bukan bagian dari masyarakat. Ia berada dalam satu Negara, tetapi bukan bagian dari pemerintahan Negara tersebut. Pers lebih dikenal sebagai “Lembaga Kemasyarakatan”. Hubungan ketiganya saling mempengaruhi. Pers mempengaruhi masyarakat, tetapi masyarakat juga mempengaruhi pers. Pers mempengaruhi pemerintah, nemun pemerintah juga berpengaruh terhadap pers. Pers sebagi lembaga kemasyarakatan bisa mempengaruhi masyarakat karena bertindak sebagai komunikator massa. Agar dipercaya masyarakat, pers berusaha menyampaikan informasi dengan sesuatu yang baru. Tetapi masyarakat sebagai konsumen pers, sangat selektif memilih informasi. Jika penyajian pers tidak sesuai dengan keinginannya, maka masyarakat tidak akan membaca atau bahkan menyentuhnya. Minat baca masyarakat terhadap produk pers sangat berpengaruh terhadap kehidupan per situ sendiri.
Tanggung jawab utama dalam mengawasi sistem pers soviet ada ditangan partai. Tanggung-jawab ini tidak pada pemerintah. Pemerintah hanya mempunyai sebuah tugas yaitu hanya dibagian penyensoran. Partai melaksanakan pengawasan dengan menggunakan tiga cara, yaitu :
1. Departemen-departemen propaganda dan agitasi menempatkan redaksi-redaksi diberbagai tingkatan, dan komite pusat propaganda dan agitasi memetapkan tugasnya.
2. Partai mengeluarkan sejumlah besar arahan-arahan yang menentukan bahan apa yang harus muncul pada pers dan bagaimana menyajikannya, melalui departemen propaganda dan agitasinya.
3. Partai menilai dan mengkritik pers. Tanggung-jawab ini dilaksanakan dengan sangat serius.
Pers komunis umumnya berada di negara-negara sosialis yang menganut faham komunis atau marxis, misalnya Cina, Rusia, Hongaria, Kroasia dan lain sebagainya. Pers komunis ini terbentuk karena latar belakang pemerintahan negaranya yang mentik beratkan kekuasaan tunggak, yaitu partai komunis. Dengan demikian suara pers harus sama dengan suara komunis, sedangkan wartawannya adalah orang-orang yang setia kepada partainya, (Totok Djuroto, 2002 : 6). Dari sejarahnya sendiri sistem pers sosial komunis ini berasal dari Soviet. Kala itu, Soviet adalah satu-satunya negara yang menggunakan sistem pers soviet komunis. Ini terlihat dari praktek pemimpin-pemimpin Soviet yang menjalankan surat kabar mereka dengan menggunakan staf profesional yang sangat sedikit, dan ternyata karena ada teori bahwa penulis ”amatir” harus digalakkan. Tetapi sebenarnya dalam pemikiran orang-orang Soviet sekarang ini, surat kabar itu sama dengan mesin tik atau pengeras suara. Tidak ada tempat dalam konsep Soviet untuk pemikiran tentang pers sebagai ceemin kejadian yang jernih dan independaen. Memberikan tanggung-jawab terhadap unit-unit komunikasi untuk menjadi sumber pendapat umum atau pendorong pemerintah untuk mengambil keputusan, sangat jauh dari pemikiran orang Soviet. Sebuah surat kabar pribadi seperti Chi Cao Tribune dibawah kolonel McCormick, sebuah jurnal independen yang kritis seperti Times-nya New York, atau pendapat-pendapat yang bertentangan dalam radio BBC (Amerika Serikat) , tidak ada dalam konsep Soviet.
Sistem komunikasi sebagaimana halnya dengan sistem lainnya di Negara Soviet, ada karena harus melaksanakan pekerjaan yang secara khusus ditugaskan oleh para pemimpin negara. Secara keseluruhannya, pekerjaan ini adalah menyumbangkan sesuatu demi kemajuan kelas pekerja dan komunisme dunia dalam memperjuangkan kelasnya, dan mempertahankan atau memajukan kekuasaan Soviet. Secara khusus, media diberikan tugas melakukan pekerjaan dalam penugasan yang begitu luas. Pada intinya komunikasi masa soviet tidak punya integritasnya sendiri, integritasnya itu adalah integritasnya negara. Komunikasi massa adalah instrumen-instrumen yang dipelihara, dan dengan lugunya mengikuti perputaran garis partai dan arah-arah negara.

Sistem pers soviet komunis ini mempunyai beberapa prisip, diantaranya :
 Media Massa harus melayani kepentingan dan, dan berada dalam kontrol kelas pekerja.
 Kalangan swasta tidak dibenarkan memiliki media.
 Media harus selalu melakukan tugas fungsi positif bagi masyarakat dengan cara melakukan upaya sosialisasi norma-norma yang diinginkan, pendidikan, penerangan, motivasi dan mobilisasi.
 Dalam menjalankan seluruh tugasnya kepada masyarakat, media harus tanggap terhadap kebutuhan dan keinginan khalayaknya.
 Masyarakat berhak melakukan sensor dan tindakan hukum lainnya dalam upaya mencegah atau memberikan hukuman setelah adanya publikasi yang bersifat anti sosial.
 Media harus memberikan pemikiran dan pandangan yang lengkap dan obyektif mengenai masyarakat dan dunia yang sesuai dengan ajaran Marxisme dan Leninisme
 Wartawan adalah kalangan professional yang bertanggung-jawab yang memiliki tujuan dan cita-cita yang selaras dengan kepentingan utama masyarakat.
 Media harus mendukung gerakan-gerakan progresif di dalam dan di luar negeri


Sedangkan karakteristik dari sistem pers Soviet Komunis ini antara lain :
1. Digunakan secara instrumen yaitu sebagai instrument-instrumen Negara atau partai.
2. secara erat terintegrasi dengan instrumen-instrumen lainnya dari kekuasaan Negara dan pengaruh partai.
3. Digunakan sebagai instrument untuk “pewahyuan” Negara dan partai.
4. digunakan sebagai instrumen persatuan didalam Negara dan partai.
5. digunakan sebagai instrument propaganda and agitasi
6. adanya tanggung jawab yang dipaksakan.
(Wilbur Schramm, 1986 : 140).

Kelemahan dan kelebihan Sistem Pers Soviet Komunis

Kelemahan sistem pers soviet komunis ini diantaranya :
1. Hanya menguntungkan kaum sosialis karena hanya memburu keberhasilan bagi kediktatoran partai.
2. Tidak semuanya behak dapat menggunakan media dari sistem ini karena hanya anggota-anggota partai yang loyal saja yang berhak.

Kelebihan sisten pers soviet komunis diantaranya :
1. Media bebas melaksanakan tugas-tugas sebagai instrument Negara da partai, bukan sebagai pihak-pihak yang bersaing mendapatkan simpati public.
2. Sistem soviet menetapkan fungsi komunikasi massa secara positif dengan mengatur rakyat agar mendukung pemimpin dan program-programnya.
3. Sistem ini dibangun atau diciptakan sebagai bagian dari perubahan dan untuk membantu mencapai perubahan.
4. Sistem soviet untuk membangun statusquo Soviet, tetapi selalu dalam konteks perubahan dan perkembangan.
5. Sistem soviet ini merupakan sistem pers terencana yang bercampur kedalam partai dengan dibantu oleh organisasi-organisai dibawahnya.

III. Penutup
Teori pers Soviet komunis muncul karena adanya pemikiran Marxis, Leninisme, Stalinia dengan campuran pemikiran dari Hegel dan pandangan orang-orang Rusia pada abad ke-19. Teori pers soviet komunis merupakan pers yang terencana. Artinya pers ini disebarkan dengan seksama keseluruh negara dengan menggunakan cara-cara khusus guna menarik sebanyak-banyaknya pembaca. Khusus disini dapat menggunakan cara vertikal ataupun horizontal. Secara vertikal, ada berbagai jenis surat kabar untuk berbagai jenis afiliasi dan pemilikan. Secara horizontal, surat kabar ini membentuk sebuah piramida raksasa dengan surat kabar diseluruh negeri. Misalnya di Soviet ada Pravda (organ Komite Pusat Partai) dipuncaknya, ada Izvestia (organ Soviet tertinggi), yang sirkulasinya ke seluruh Uni Soviet. Di tingkat berikutnya ada surat kabar provinsi yang sirkulasi keseluruh wilayah-wilayah tertentu. Di tingkat lebih bawah lagi ada surat kabar lokal, melayani distrik-distrik dan kota-kota, tanah pertanian dan pabrik milik negara. Dari ini semua terlihat bahwa sistem Soviet komunis sangat tersusun rapi dan begitu terencana.

Daftar Pustaka

• Djuroto, Totok, Manajemen Penerbitan Pers” PT. Remaja Rosadakarya, Bandung, 2002.
• McQuail, Denis, Teori Komunikasi Massa, PT Erlangga, 1994.
• Nurudin, Sistem Komunukasi Indonesia, UMM Press, Malang, 2005.
• Schramm, Wilbur, “Four Theories of The Press”, University of Illinois Press, Urbana, 1986.
• Utomo, Heru, Perbandingan Sistem Pers”, Universitas Sumatera Utara

KUNJUNGI BLOG BARU SAYA, LEBIH BANYAK IDENYA DI => willycatghotic.blogspot.com